Asmaraloka



Aku bertemu denganmu kembali wahai lelaki yang membuatku candu dalam tertawa

Pikiran ini memprediksi, bahwasanya kita akan menjadi manusia yang paling bahagia di hari ini

Berkeliling di bawah gedung-gedung pencakar langit yang indah

Saat itu kita menahan dahaga karena berpuasa

Tapi hati meronta-ronta meminta sebuah pertemuan.

Lalu lelaki itu berkata “aku ingin memiliki gedung itu satu dari sekian banyak gedung yang indah”

“untuk apa?” sahutku

“untuk menikahimu nanti” jawab lelaki itu.

Aku menunduk tersenyum malu melihatnya tersenyum kearahku lewat spion bulatnya itu.

Petang itu jalan Senopati menjadi saksi bisu kebahagiaan aku dengan dia si sosok lelaki yang membuatku candu dalam tertawa

Yang dimana, jalan-jalan sore di sana menjadi obat kami ketika lelah menghampiri jiwa, pikiran serta raga ini.

Aku ingat sekali obrolan kita ketika petang itu

Di motor trail yang amat kamu sayangi melebihi aku

Katamu "Kalau sedang puasa, terus ngabuburit sore sore gini enak banget ya"

"lapar dong, gaenak tau" jawabku

"Enak kok asalkan sama kamu" sahut lelaki itu. 

Ya Tuhan,

Petang itu aku ingin sekali tertawa lepas karnanya, sungguh.

Seolah-olah sang buana hari ini merestui pertemuan kita yang singkat itu

Ditemani cerita keluh kesah senandung bahagia sudah cukup sepertinya untuk kita saat itu

Kita juga membangun impian-impian selanjutnya yang mungkin akan dijalankan untuk kedepannya suatu hari nanti

Dan sore itu, kita memutuskan untuk berbuka ditaman dan menikmati segelas eskrim mcflury rasa oreo favoritku sedangkan lelaki itu pun hanya segelas air putih

Tidak lupa satu paket mcd cheese burger untuku dan satu paket mcd panas untuk dia.

Di sela-sela kebahagian kita ada seekor kucing yang aneh menurutku,

Ia diberi tulang oleh lelakiku, lalu kucing itu menolaknya

Dan ketika diberi sebuah telur, ia memakanya.

Disitu aku beranggapan, bahwasanya kucing juga makhluk hidup masa iya dia makan tulang yang sudah jelas itu keras untuk dimakan dan sulit untuk di cerna.

Tingkahnya yang aneh itu berhasil membuatku tersenyum kecil.

Setalah itu,

Lalu muncul lah seekor kucing yang lain

Diberi telur oleh kembali oleh lelakiku, lalu kucing itu menolak

Dan ketika diberi tulang, ia memakanya.

Sungguh, aku boleh jujur?

Sore itu menjadi sore yang aneh bagi aku dan dia ternyata

Mungkin kucing itu saling melengkapi ya

Saling menerima

Dan juga saling mengasihi.

“Layaknya kita” kata lelaki yang membuatku candu dalam tertawa.

Aku menatap langit yang mulai gelap, lalu aku berucap dalam hati

Terima kasih wahai lelakiku karna sudah sadar penuh hadir utuh untuk aku seseorang yang membutuhkan sosok sepertimu

Denganya, semua hari itu memang terasa sangat indah

Namun entalah, hari ini jauh lebih indah bagiku.


-Narda Dea Aprylia-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kriteria Orang yang Harus Ditemani dan yang Harus Dijauhi

That shuold be me?

Kreativitas Mahasiswa Polimedia di Masa New Normal